Sabtu, 27 Februari 2016

- Industrialisasi Terorisme -

Terorisme yang marak  pada era ini sering sekali dikaitkan oleh motif agama atau ideologi...... Namun Apakah publik yakin ada orang2 yang mau mati konyol atau mengorbankan orang2 naif guna direkrut menjadi pelaku teror hanya demi motif tersebut? Benarkah terorisme hanya melibatkan satu pihak yang bernafsu ingin berperang guna membela saudara se-ideologi mereka? Benarkah para pelaku terror itu hanyalah orang2 yg dikorbankan sebagai tumbal bagi kepentingan politik dan ekonomi?

Dividen atau keuntungan materi bagi anggota pemegang saham, bagi saya itu adalah motif utama yang sangat masuk akal bagi pelaku industri ini..... Mengapa begitu?  Pertama Terorisme yang erat dikaitkan dengan Islam ini tidak pernah menguntungkan secara moril atau materil terhadap Umat Islam secara universal...... Uang yg dihasilkan oleh Teroris yg entah bersumber dari penjarahan atau seakan2 seperti turun dari langit itu hanya digunakan untuk kepentingan kelompok mereka dan tiada satu sen pun dari uang itu masuk ke kantong2 Umat Islam yg lebih  membutuhkan di seluruh dunia........... Artinya para Teroris ini mereguk keuntungan berlimpah sementara saudara seagama mereka hidup susah merana........

Kedua, aksi teror tersebut terjadi secara berkala dan merata di seluruh dunia, namun penguasaan wilayah yg dilakukan para teroris secara masif hanya ada di sebagian wilayah Arab dan benua Afrika....... Apakah pemerintah liga Arab dan Afrika tidak mampu mengatasi hal ini,  ataukah memang karena adanya pembiaran? Mengapa teroris ini seolah2 menjadi amatir di Negara lain tapi sangat profesional di wilayah Arab dan Afrika? Bahkan mereka berani memberontak terhadap rezim yg sah..... Mengapa justru wilayah2 yg mayoritas dihuni oleh Umat Islam tersebut menjadi pusat pembantaian dan penjarahan oleh para teroris yg katanya berasaskan Islam? Motif politik dan ekonomi tentunya sangat kentara dalam hal ini......

Ketiga, adanya pihak yg kemungkinan besar diuntungkan di wilayah2 tersebut, karena di sana sangat melimpah  sumber daya alam yang dikelola oleh otoritas setempat pada awalnya dan kini otoritas setempat telah ditekan oleh teroris bahkan kehilangan kekuasaannya yg artinya sangat besar peluang bagi pihak asing untuk mengeksploitasi sumber daya tersebut setelah melobi kerja sama dengan para teroris........... Lalu mengapa teroris2 itu tidak menyerang wilayah2 lain yg jg kaya sumber daya alam seperti Papua Barat,  Papua Nuigini, Australia  Afrika Selatan atau lebih jelasnya ke tempat2 yg sumber daya alamnya dikuasai oleh Amerika dan sekutunya? Mengapa wilayah2 yg berada di bawah eksploitasi ekonomi Amerika dan sekutunya bisa hidup tenang tanpa khawatir ladang uang mereka akan jatuh ke tangan teroris?

Apabila hal ini dikaji lebih jauh lagi mungkin akan banyak fakta dan alasan yg akan mendukung teori ini......... Seperti sejak kapan sebenarnya industri terorisme ini dibuat? Sejak runtuhnya Kesultanan Ottoman? Sejak perang dunia ke 2? Sejak invasi Yahudi ke Palestina? Atau sejak Negara2 jajahan bangsa kolonial mengenal kata merdeka mulai melepaskan diri dari para penjajah kolonial? Atau memang sejak peristiwa 9/11? Dan bisakah terorisme itu berkembang pesat seperti sekarang tanpa adanya industrialisasi dan investasi saham pihak oleh tertentu?

Lalu sebagai orang Indonesia yang hidup di bawah jajahan ekonomi asing,  masih perlukah kita khawatir dengan terorisme yg berlandaskan ideologi tersebut? Masihkah kita perlu setiap hari untuk berperang ideologi melawan golongan Islam puritan sebagai langkah nyata melawan teroris?  Apakah itu cara yang efektif guna mengatasi terorisme?  Sementara di sisi lain kekayaan Negara yg menjadi incaran teroris tidak juga berada di pelukan kita?   Mengapa tidak ada pihak yang mau berinvestasi saham untuk golongan2 Islam yang lantang meneriakkan anti-terorisme seperti NU atau lembaga2 Islam Sunni di Yaman, Suriah, Irak, Mesir dll? Mengapa justru banyak investasi saham yg mengalir hanya kepada pihak2 yg setia mengabdi pada Amerika dan sekutu dalam hal membasmi teroris seperti Pasukan Koalisi dan Pasukan Perdamaian PBB?

Pada akhirnya, apakah perlu dilakukan industrialisasi pula terhadap gerakan2 Islam Sunni? Gerakannya bukan agamanya, agar memiliki fokus yg jelas dalam menghadapi radikalisme dan terorisme karena selama ini masalah yg dihadapi bukan hanya  terorisme yg telah sukses menguras energi para aktivis Islam namun juga ada industri narkoba,  miras dan prostitusi yg bisa berkembang bebas tanpa hambatan berarti........ Ataukah memang cukup bagi Umat Islam Sunni hanya bergantung pada sektor politik, berharap agar akan banyak politisi2 dan aktivis2 Sunni yg masuk dalam pemerintahan dan menarik saudara2 mereka ke dalam sektor2 vital pemerintahan sehingga  terjadi perubahan di Negeri ini????? Sementara bagi orang2 non politik cukup berperang melalui jalur akademis dengan mengadakan seminar dan debat....... Tentu saja dengan gaji yg murah kalau perlu tak usah digaji........ Belum lagi resiko menjadi alat politik musiman yg juga memecah belah secara internal.......

Kalau seandainya terjadi industrialisasi maka akan tercipta kemandirian dan kemungkinan orang masuk Ormas Sunni akan dibayar, mendapat jaminan pekerjaan, mondok gratis, sekolah madrasah gratis dan hidup layak....... Untuk menang  tidak hanya butuh dukungan dari dalam Negeri ta6pi juga dari luar Negeri........ Penyusunan dan penyatuan ulang sejarah Aswaja secara internasional yg telah banyak dikaburkan,  penyatuan sanad dan sumber2 pokok akademis Aswaja secara internasional yg telah banyak dipecah belah dan coba untuk dihanguskan karena banyaknya fitnah dan aliran2 menyimpang......  Hingga tercapai solusi,  kesepakatan dan persatuan ideologi Aswaja Internasional....... Dan kerja sama  dalam bidang teknologi dan SAINS antar sesama kaum Sunni akan lebih mudah terlaksana.......  Hanya saja semua itu butuh dollars....... Butuh kesejahteraan ekonomi agar semua bisa bersatu...... Caranya????? hhhhhhh

By: Sir Val Integra Facebook Wingatez Hellsing Van Bullshit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar