Jumat, 19 Agustus 2016

Kasih Sayang Allah

Al-HIKAM : Hikmah ke 54

Alfatihah untuk syekh ibn athoillah dan KH. Zezen ZA Bazul asyhab

اذا اراد ان يظهر لك فضله خلق ونسب اليك

Apabila Alloh hendak memperlihatkan karuniaNya kepadamu, maka Alloh mencipatakan (keta'atan) dan menisbatkannya kepadamu.

Diantara kemaha baikkan Alloh adalah Dia mentaqdirkan kita melakukan sebuah keta'atan kemudian keta'atan itu Dia nisbatkan kepada kita.

Dalam postingan terdahulu, pernah dibahas bahwa apapun keta'atan yg kita lakukan hendaknya disadari bahwa semua itu bisa terlaksana atas izin dan pertolongan Alloh. Bukan semata-mata karena kehebatan dan kekuatan kita sendiri. Kesadaran seperti ini merupakan implementasi dari sifat kehambaan yang tinggi, sebaliknya ketika suatu keta'atan diakui dapat terwujud karena kehebatan serta kekuatan kita sendiri, maka secara tidak langsung kita telah melepaskan predikat kita selaku hamba, dan mengarah kepada "ingin menjadi Tuhan". Oleh karena itu dalam islam sikap 'ujub (merasa diri hebat) sangat dicela.

Imam al ghazali pernah mengatakan bahwa antara kita dengan fir'aun itu beda sedikit, bedanya ; fir'aun lebih gentle dengan lantang mengakui "ana robbukumul a'la"(aku adalah tuhan kalian yg maha tinggi), sedangkan kita masih malu-malu untuk mengatakan seperti itu", padahal tanpa disadari sebenarnya kita juga ada keinginan kearah sana diantaranya dengan memelihara sifat 'ujub tadi.

Untuk mengusir sifat 'ujub tersebut imam ibn 'athoillah dalam al hikamnya banyak menegaskan bahwa keta'atan yang kita lakukan itu adalah pemberian Alloh, Hakikatnya Dia lah yg berbuat bukan kita.

Kita sering mengalami, satu hari tidak ada sedikitpun keinginan yg muncul dlm hati utuk melakukan sebuah kebaikan, atau disaat ada keinginanpun, ada saja kendalanya sehingga keinginan baik kita tidak terwujud. Itu menjadi bukti bahwa kita ini lemah, tak ada kuasa melakukan kebaikan seandainya tidak ada pertolongan Alloh. لاحول ولا قوة الا بالله

Selanjutnya dari hikmah ke 54  di atas kita diingatkan akan kemaha baikkan Alloh, yaitu Dia mengizinkan dan membantu kita berbuat baik, kemudian Dia nisbatkan kebaikan tersebut kpd kita. Dia maklumatkan kepada malaikatnya bahwa hambaku telah melakukan kebaikan, catatlah kebaikan tersebut diatas lembaran amal hambaKu tersbut. Kemudian Dia juga memberi pahala atas amal kebaikan si hamba, yang padahal sejatinya Dialah yg melakukannya.

Sebuah ilustrasi : Seorang anak kecil yg sedang diajari menggambar oleh gurunya disekolah. Anak tersebut memegang pensil gambar, namun tangannya digenggam lagi oleh gurunya. Kemudian gurunya menggerakkan tangan si anak untuk membentuk gambar, dari mulai gunung, pohon, sungai dan seterusnya. Setelah gambar selesai, gurunya memuji si anak, "waah kamu hebat, gambarnya bagus, ibu kasih nilai 100 untuk kamu".
Padahal anak tersebut hanya memegang pensil saja, yang menggerakannya adalah gurunya.
Seperti itulah kasih sayang Alloh, yang tersirat dari hikmah ke 54 di atas.

Semoga kita menjadi hamba sejati yang menyadari kehambaanya.