Tak sedikit orang yang terobsesi masuk surga menempuh cara-cara yang ekstrim. Seperti melakukan bom bunuh diri, akibat dari perbuatannya itu, membawa kesusahan dan bencana bagai orang lain, termasuk keluarganya. Karena si pelaku telah mati, ia tidak melihat, bagaimana istri, anak-anak, orang tua dan kerabatnya, bahkan kawan atau yang hanya kenalannya ketiban sial, dari dijauhi, dikucilkan, hingga dicap 'lingkaran teroris'.
Ironisnya, meskipun ia telah membuat susah bagi yang masih hidup, para korban yang terdampak langsung dari perbuatannya di lapangan dan juga keluarganya, ia tidak pernah memberikan kepastian, benarkah ia bisa masuk surga dgn perbuatannya itu? Adakah kiriman foto dari dia di grup Whats Ap bersama 72 bidadari seperti yang ia impikan selama ini, hingga lupa pada anak-anak dan istrinya, ia yang lebih memilih "mimpi tidur dengan 72 bidadari di atas kasur-kasur yang mewah dan menikmati makanan-makanan yang lezat tiada tara" dibanding tidur dalam pelukan istri atau sambil kelonan dengan anak-anaknya di rumah yang sederhana". Suami dan bapak macam apakah yang lebih memilih "tidur bersama bidadari" sambil meninggalkan kesusahan dan stigma bagi keluarganya seumur hidup mereka?
Patut kita renungkangkan dialog Rasululullah Shallallahu alaihi wa sallama berikut ini, tentang tata cara masuk surga yang mudah, yang tanpa harus meninggalkan kesusahan di dunia, sebagaimana kita diajarkan dalam doa di Al-Quran, kita yang diajari untuk memohohan kebaikan hidup di dunia dan juga kehidupa di akhirat nanti (fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah).
عَنْ أَبيْ عَبْدِ اللهِ جَابِرِ بنِ عَبْدِ اللهِ الأَنْصَارِيِّ رضي الله عنه أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النبي صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: أَرَأَيتَ إِذا صَلَّيتُ الـمَكْتُوبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضانَ، وَأَحلَلتُ الحَلاَلَ، وَحَرَّمْتُ الحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلى ذَلِكَ شَيئاً أَدخُلُ الجَنَّةَ ؟ قَالَ: (نَعَمْ) رواه مُسلِمٌ.
Dari Abu Abdillah Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhuma, bahwasanya ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, "Apa pendapat Anda (Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallama), jika saya melaksanakan shalat yang wajib, berpuasa ramadan, menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram, dan tidak menambah (amalan) sedikit pun selain itu, apakah saya akan masuk surga?"
Rasulullah shallallahu alaihi wa alihi wa sallama menjawab, "Iya". (HR. Muslim)
Kita pun diajarkan ibarat-ibarat doa sebagai berikut:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِى خَيْرًا
“Allahumma inni as-alukal jannah, wa maa qarraba ilaihaa min qaulin aw ‘amal, wa a’udzu bika minan naari wa maa qarraba ilaiha min qaulin aw ‘amal, wa as-aluka an taj’ala kulla qadha-in qadhaitahu lii khairaa”
Ya Allah, aku meminta surga pada-Mu serta perkataan atau amal yang mengantarkan padanya. Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari neraka serta perkataan atau amal yang mengantarkan padanya. Ya Allah, jadikanlah setiap takdir yang Engkau peruntukkan untukku adalah baik.
*kiriman dari Grup WA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar