KETA'ATAN / IBADAH KITA ADALAH PEMBERIAN ALLOH
- tulisan ini dibuat oleh admin (santri), sebagian diambil dari uraian Kajian Al-Hikam pangersa Uwa (KH.Zainal Abidin Bazul Asyhab)
لاتفرحك الطاعة لانها برزت منك وافرح بها لانها برزت من الله اليك قل بفضل الله وبرحمته فبذالك فليفرحوا هو خير مما يجمعون (الحكم ج ١ ص ٤٤)
Janganlah keta'atanmu membuatmu bahagia karena ia lahir darimu, dan berbahagialah dengannya karena ia datang dari Alloh kepadamu. Katakanlah "dengan karunia dan rahmat Alloh maka hendaklah mereka berbahagia, hal itu lebih baik daripada apa yg mereka kumpulkan."
Penjelasan singkat :
Sebagian umat islam ada yang merasa bahagia karena terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan yang bersifat duniawi dan syahwat seperti punya pekerjaan yang layak dengan gaji tinggi, rumah megah, mobil mewah, istri wah, harta berlimpah, disanjung orang, dan lain sebagainya. Semua itu tidaklah dilarang dalam islam, namun ketika hal tersebut tidak digunakan untuk beribadah kepada Alloh maka kita tidak akan mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, bahkan termasuk kedalam orang-orang yang tertipu.
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Alloh serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. " (QS, Al-Hadid : 20)
Ada juga sebagian umat islam yang setingkat lebih baik, yaitu yang menemukan kebahagiaannya dalam keta'atan kepada Alloh.
Syekh zainuddin al mulaibari dlm nadzom syu'abul iman mnyebutkan
اخلص لربك ثم سر بطاعة واحزن بسوء تب وانت النادم
Ikhlaskanlah (ibadahmu) untuk Tuhanmu, lalu hendaklah berbahagia karena melakukan ta'at.
Dan bersedihlah karena melakukan kejelekan, kemudian bertobatlah disertai keadaan kamu yang perihatin.
Bahagia karena melakukan keta'atan itu sudah baik, namun tingkatkan lagi. Jangan berhenti sampai disana.
Dalam kutipan hikmah dari kitab Al-Hikam syekh Ibn Athoillah yang saya sebut di awal tulisan, bisa difahami bahwa Kebahagiaan seseorang karena telah melakukan keta'atan/ibadah terbagi dua :
1. Orang yg bahagia melakukan keta'ataan karena ia beranggapan bahwa dengan ilmunya, kekuatannya ia telah mampu melakukan keta'atan tsb.
2. Orang yg bahagia telah melakukan ketaata'atan karena ia merasa bahwa ia telah mendapatkan karunia dan kasih sayang Alloh sehingga mampu beribadah.
Tipe orang pertama berkeyakinan bahwa ibadah tersebut terwujud oleh dirinya, ia melakukannya dengan kemampuan dan kekuatan sendiri, sedangkan hatinya samasekali tidak tembus kepada Alloh, maka hati orang seperti ini rentan disusupi ujub (merasa hebat karena mampu beramal), riya (mencari kedudukan dihati manusia) dan takabur (berbangga diri dan menyepelakan orang lain) yang dapat menghanguskan pahala amal ibadah tersebut, apa yang ia lakukan tidak akan menjadikannya dekat dengan Alloh. Bahkan syekh Ibn Athoillah memasukannya kedalam golongan orang yang kufur nikmat.
Tetapi walau bagaimanapun juga orang- orang seperti ini masih lebih bagus dibanding orang yang tidak beribadah samasekali.
Tipe orang kedua berkeyakinan bahwa ibadah yang telah ia lakukan itu terwujud oleh Alloh, karena pertolongan Alloh kepadanya. Alloh yang telah memberi hidayah sehingga hatinya tergerak untuk beribadah, Alloh pula yang menggerakkan anggota badannya untuk beribadah. Laa haula walaa quwwata illa billah telah melekat dalam hatinya, Maka tidak akan muncul perasaan ujub riya atau takabur dalam hatinya. Hanya orang kurang sehat aqalnya yang mengakui keberhasilan sebuah pekerjaan yang bukan dilakukan olehnya.
والله خلقكم وما تعملون (الصفات : ٩٦)
"Alloh lah yang menciptakan kalian dan apa yang kalian kerjakan. " (QS Ash-Shofat :96)
Marilah kita sama-sama meningkatkan kualitas ketaatan kita kepada-Nya dengan belajar ;
1. Lillah (karena Alloh)
2. Billah (oleh Alloh)
3. Ilalloh (menuju Alloh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar